Peristiwa Tsunami 30 Tahun Terakhir


Peristiwa tsunami sebenarnya yang paling sering terjadi adalah di wilayah lautan Samudra Pasifik namun kurangnya pemberitaan media terhadap rekaman peristiwa tsunami yang umumnya terjadi di wilayah kepulaun kecil seperti Hawai. Rata-rata peristiwa tsunami wilayah seputaran Hawai adalah tsunami kecil yang tidak menyebabkan kerusakan parah.Tsunami paling parah malah terjadi di wilayah negara yang berada di belahan Samudra Hindia seperti yang terjadi pada tahun 2004 yang menelan ratusan ribu korban jiwa.

Berikut catatan kejadian tsunami selam 30 tahun terakhir di seluruh dunia.

Tsunami Laut Jepang 1983

Gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter yang mengguncang Jepang bagian utara pada tanggal 26 Mei 1983  memicu tsunami di sepanjang pantai Honsu Utara. Tsunami terjadi pada pukul 09.14 pagi waktu setempat yang melanda wilayah provinsi Aomori dan Akita yang kemudian tsunami tersebut disebut dengan tsunami Nihonkai Chubu.

Jumlah korban jiwa tsunami tersebut mencapai 103 orang. Mereka termasuk turis yang melancong ke pantai dan pencari ikan. Bagian pesisir barat Jepang tidak memiliki pola pantai teluk berbentuk “V” gelombang tsunami yang mengalir menjadi landai sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan kerusakan ataupun korban jiwa.

Desa dan kota-kota di pinggiran laut Jepang dibentengi dengan baik dengan tembok penahan gelombang. Biasanya tembok tersebut dibangun setinggi 6 meter seperti yang dibangun di semenanjung Oga. Gelombang tsunami wilayah tersebut mencapai 5 meter hanya merusak satu rumah.

Umumnya yang menjadi korban saat tsunami 1983 adalah mereka yang berada di pelabuhan karena tidak ada tembok penahan ombak dan para nelayan yang berada dalam kapal kecil di pinggir pantai juga para turis yang tidak ada pengetahuan terhadap tsunami.


Bencana tsunami 1983 tersebut menjadikan pembelajaran yang sangat berarti bagi pemerintah Jepang sehingga melahirkan kebijakan resmi dari Badan Meteorologi Jepang yang bertanggungjwab dalam peringatan tsunami dalam waktu 20 menit setelah terjadi gempa bumi. Tenggat waktu 20 peringatan adalah peninggalan era dimana komputer masih berukuran besar.

Setelah 1983 peringatan dapat dapat dilakukan lebih cepat dari 20 menit sehingga dapat mengurangi jumlah korban jiwa. Dari hasil penelitian ilmuan Jepang penyebab utama kematian para korban tsunami saat itu adalah karena menghantam benda padat saat diseret arus gelombang tsunami.

Tsunami Cile Tahun 1985

Tsunami Cile yang terjadi pada tanggal 3 Maret 1985 dipicu oleh gempa dengan kekuatan 7,4 Skala Richter yang terjadi lepas pantai dekat Valpariso. Akibat gempa tersebut menimbulkan tsunami setinggi 1,3 meter yang menebar ke wilayah sekitarnya namun penyebab terjadi korban jiwa sebanyak 124 orang dan 2.000 terluka bukanlah akibat tsunami melainkan karena korban dari gempa bumi.

Tsunami Meksiko Tahun 1985

Gempa bumi yang terjadi di Meksiko pada tanggal 19 September 1985 menimbulkan gelombang tsunami kecil. Gempa yang terjadi pada pukul 06.18 pagi berkekuatan 8,1 Skala Richter berpusat di 180 km dari kota Mexico City mengakibatkan kehancuran berat dan menewaskan 10.000 orang.

Tsunami yang ditimbulkan mencapai ketinggian 3 meter di daerah Lazaro. Ilmuan percaya bahwa tsunami kecil yang ditimbulkan oleh gempa besar tersebut karena tabrakan lempeng tektonik di lepas pantai Meksiko yang menghasilkan gerakan vertikal kecil di dasar laut sehingga memindahkan sedikit air.

Tsunami Aleusia 1986

Gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter mengguncang Pulau Aleusia pada tanggal 7 Mei 1986. Pusat gempa berada di 150 km tenggara Pulau Adak dan 150 km dari Alaska. Pusat pemantaun tsunami melihat adanya gerakan gelombang tsunami yang ditimbulkan menuju ke arah kePulauan Hawai sehingga mengumumkan peringatan akan terjadi tsunami di wilayah Hawai. 

Namun tsunami yang terjadi tidak menyebabkan kerusakan. Informasi peringatan yang disampaikan kepada masyarakat di Hawai sudah tepat namun proses evakuasi yang belum berjalan dengan benar. 

Banyak pelajaran yang diambil dari tsunami 7 Mei 1986. Dimana masyarakat belum memahami ancaman yang mereka hadapi dan bahkan polisi pun tidak punya gagasan terhadap apa tindakan yang harus dilakukan saat menerima informasi akan datang tsunami.

Peristiwa tsunami tersebut dapat juga dilihat sebagai suatu latihan simulasi penyelamatan dari bahaya tsunami walaupun tindakan masyakat yang masih tidak tearah dengan baik saat itu. Seandainya saat itu terjadi tsunami dengan ketinggian mencapai tiga meter saja maka sangat banyak menimbulkan korban jiwa.

Tsunami Nikaragua 1992

Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 2 September 1992 sekitar pukul 8 malam sedikit informasi yang diperoleh dari gempa tersebut. Masyarakat hanya merasakan sedikit getaran.

Namun begitu Seismograf Eropa, Amerika dan Jepang mencatat 7,2 Skala Richter. Ketinggian gelombang yang mulanya setinggi 33 cm bergerak perlahan mendesak menghasilkan gelombang semakin tinggi mencapai 9 meter dan merusak di wilayah El Transisto. 

Korban akibat tsunami tersebut mencapai 500 orang dan merusak 1.500 bangunan rumah. Korban kebanyakan adalah anak-anak dan orang lanjut usia yang tidak mampu berlari menyelamatkan diri.

Pulau Flores, Indonesia 1992

Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter terjadi pada tanggal 12 Desember 1992 di KePulauan Flores Indonesia. Gempa bumi yang terjadi pada pukul 01.30 siang waktu setempat menimbulkan mula-mula 3,3 meter gelombang di dasar laut kemudian menjadi gelombang besar mencapai 28,3 meter ke wilayah pesisir Pulau Flores yang menghancurkan 200 rumah dan 1000 orang tewas dalam bencana tersebut.


Kebanyakan korban adalah anak-anak dan orang yang sudah tua. Berdasarkan data statistik kebanyakan perempuan dan orang tua yang tidak mampu berlari menyelamatkan diri. Banyaknya korban perempuan karena mereka cenderung melindungi anaknya yang tidak bisa berlari menyelamatkan diri.

Tsunami Hokkaido (Nansei-Oki) 1993

Tsunami yang melanda Hokkaido pada tanggal 12 Juli 1993 dipicu oleh gempa kekuatan 7,8 Skala Richter yang terjadi 75 km lepas pantai Pulau Okushiri di laut Jepang. Peringatan yang disampaikan kepada masyarakat setelah 5 menit terjadi gempa namun masih terlambat bagi warga yang tinggal di wilayah pesisir Okushiri yang telah terjadi gelombang tsunami setinggi 3,3 sampai 11,6 meter sebelum sampainya peringatan. 

Ketinggian gelombang yang terjadi di wilayah sebelah timur laut Aonae yaitu di desa Hamatsuma mencapai 21,6 meter. Tsunami juga melanda Pulau besar Hokkaido ketinggian gelombang mencapai 5 sampai 10 meter dengan waktu tenggat terjadi setelah gempa 3 sampai 5 menit.

Gelombang tsunami Hokkaido juga berpengaruh sampai ke Rusia  dengan gelombang tsunami mencapai 4,3 meter setelah 30 menit berselang terjadi gempa bumi di Jepang dan juga Korea Selatan mengalami tsunami dengan setinggi 2 meter setelah 90 menit terjadi gempa Jepang. Korban jiwa tercatat mencapai 202 orang dan 28 orang hilang diperkirakan seluruh kerugian mencapai 600 juta dolar AS.

Meskipun di Jepang peringatan tsunami sudah diumumkan namun proses evakuasi saat itu masih lambat sehingga menimbulkan banyak korban jiwa. Pengetahuan tentang tsunami bagi masyarakat Jepang sudah tinggi namun saat itu masih lambat merespon untuk melarikan diri.

Sebagian masyarakat Jepang sudah paham kemana mereka harus menyelamatkan diri namun kesalahan sebagian masyarakat saat itu adalah menyelamatkan diri dengan menggunakan mobil yang terjebak macet sambil menunggu anggota keluarga ataupun tetangga untuk menyelamatkan diri bersama sehingga banyak menimbulkan korban jiwa.
Pepatah tentang penyelamatan diri dari tsunami masyarakat Jepang menyebutnya dengan kata “ten-den-ko” yang artinya “dalam tsunami, setiap orang memetingkan dirinya sendiri”.

Tsunami Jawa Timur 1994

Gempa dengan berkekuatan 7,2 Skala Richter di wilayah palung Jawa di bagian timur laut Samudra Hindia pada pukul 01.18 WIB. Namun kurang dari 20 persen penduduk yang berada di Pulau Bali dan Pulau Jawa yang merasakan gempa tersebut. Sekitar 50 menit setelah gempa gelombang tsunami setinggi 12 meter menghantam pesisir Jawa.

Jumlah korban jiwa mencapai 126 orang. Gelombang tsunami saat itu diredam oleh jajaran pohon Palem yang ada di pinggir pantai dan terusan sungai menghalang hantaman gelombang yang datang sehingga tidak ada gelombang balik yang biasanya lebih besar terjadi saat itu.

Tsunami dan Gempa Bumi di Shikotan (Kepulauan Kuril) 1994

Gempa yang terjadi di Pulau Shikotan pada tanggal 4 Oktober 1994 berkekuatan 8,1 Skala Richter menyebabkan tewasnya 16 anggota militer Rusia. Penyebabnya adalah mereka tertimpa runtuhan bangunan. Tsunami yang terjadi saat itu setinggi 2 meter di atas permukaan laut di wilayah titik terjadi gempa.

Meskipun ketinggian tsunami mencapai 3,3 meter namun banyak warga Pulau Kuril yang selamat karena faktor pengetahuan masyarakat tetang tsunami. Tercatat telah terjadi setidaknya 27 kali tsunami di Pulau Kuril.

Tsunami Skagway, Alaska 1994

Tsunami yang terjadi di Alaska tepat setelah sebulan peristiwa tsunami di Pulau Shikotan yaitu pada tanggal 3 November 1994. Gelombang yang terjadi terlihat tidak biasa karena tidak meluas keseluruh Samudra Pasifik namun menjadikan gelombang yang sangat membunuh.

Penyebab tsunami Alaska adalah longsoran bangunan pelabuhan tua yang mencapai berat 23.350 ton. Longsoran disebabkan oleh patahnya kontruksi penahan bangunan. Panjang longsoran mencapai 1.350 meter dan tebal mencapai 16,6-20 meter dengan lebar 180 meter.

Saat itu terjadi air surut sehingga pancangan kontruksi yang menahan beban makin berat patah sehingga terjadi longsoran besar menimbulkan tsunami atau gelombang tinggi mencapai lebih dari 12 meter menghantam pesisir Alaska dan merusak banyak bangunan. 

Tsunami akibat bencana non-seismik sangat jarang terjadi namun peristiwa yang terjadi di Alaska adalah salah satu contoh bahwa bencana non-seismik juga sangat mungkin terjadi dan terlepas dari kontrol manusia.

Tsunami Antofagasta Cile 1995

Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter yang terjadi pada tanggal 30 juli 1995 mengguncang Cile bagian utara. Empat menit berselang gelombang tsunami ketinggian 2,6 meter melanda kota Caleta Blanco. 

Beruntung, tsunami tersebut tidak menimbulkan korban jiwa karena tsunami yang mencapai daratan selang 3 jam merupakan jangka waktu yang lumayan lama dari peringatan tsunami yang diberikan. Saat itu adalah musim dingin sehingga tidak banyak nelayan yang ada di wilayah pantai.

Kesadaran masyarakat dan pengetahuan tentang tsunami sangat penting dalam mengurangi jumlah korban jiwa bencana meskipun sistem peringatan dini tsunami sudah canggih. Apabila masyarakat tidak ada pengetahuan maka mereka tidak tahu tindakan tepat yang harus mereka ambil setelah menerima peringatan.

Tsunami Makasar 1996

Tsunami terjadi pada saat orang sedang merayakan tahun baru 1 Januari 1996 di Makasar di awali oleh gempa dengan kekuatan 7,8 Skala Richter yang mengguncang wilayah selatan Makasar. Gelombang setinggi 4,8 meter melanda sepanjang 112 km pesisir daerah Sulawesi Tengah dan masuk sepanjang 300 meter ke dalam. Jumlah korban jiwa saat itu mencapai 9 orang dan menyebabkan seratusan rumah warga hancur.

Tsunami Gempa Papua Nugini 1997

Setelah 6 minggu tsunami Makasar. Tsunami kembali terjadi di wilayah Papua Nugini dekat Irian Jaya tepatnya pada tanggal 17 Februari 1997 gempa bumi berkekuatan 8,1 Skala Richter mengguncang Papua Nugini menimbulkan gelombang tsunami dasyat dengan ketinggian 7,6 meter menewaskan 107 orang di Pulau Biak dan di Pulau Yapen 54 orang tewas.

Tsunami Peru 1997

Empat hari stelah tsunami di Papua Nugini gempa kembali terjadi di lepas pantai utara Peru. Gempa dengan kekuatan 6,6 Skala Richter menimbulkan tsunami dengan setinggi 4,8 meter menghempas pantai kota Chimbote dan menewaskan 12 orang nelayan dan dua orang di sungai Rio Santo yang sedang mendulang emas.

Tsunami Papua Nugini 1998

Tepatnya pada tanggal 17 Juli 1998 bencana tsunami kembali melanda Papua Nugini yang dipicu oleh gempa bumi kekuatan 7,1 Skala Richter. Tsunami lokal mencapai ketinggian 9,9 meter menghantam sepanjang 30 km wilayah pesisir pantai.

Hari peristiwa itu adalah hari libur sehingga banyak penduduk dan anak-anak berada di rumah mereka sehingga banyak yang tidak dapat menyelamatkan diri.  Diperkirakan bencana tersebut menelan korban 1.600 orang. Saat itu laporan resmi pemerintah memperkirakan 2000 orang belum di temukan.

Tsunami  Aceh 2004

Tsunami 2004 merupakan tsunami yang paling dasyat dan paling mematikan yang terjadi di abad modern. Tsunami yang dipicu oleh gempa kekuatan 9,3 Skala Richter di lepas pantai Pulau Simeulu menimbulkan gelombang setinggi 30 meter lebih menyapu bersih wilayah pesisir Aceh terutama wilayah Kota Banda Aceh.

Bencana yang menggugah hati masyarakat dunia tersebut menelan korban mencapai 230.000 jiwa di 14 negara berbeda. Seluruh mata dunia tertuju pada Aceh saat itu. Tsunami yang disebut 26 Desember 2004 tidak hanya terjadi di Aceh tetapi juga berimbas ke negara di pesisir Samudra Hindia seperti thailand, India dan Srilanka dan sampai ke Somalia.

Tsunami Jepang 2011

Tsunami 2011 dikenal dengan tsunami Sendai Jepang terjadi pada tanggal 11 Maret 2011. Tsunami yang diawali dengan gempa berkekuatan 9 Skala Richter tersebut terjadi di lepas pantai timur Tohoku.

Gempa tersebut menimbulkan gelombang tsunami mencapai 10 meter di pesisir wilayah Jepang diperkirakan jumlah korban jiwa mencapai 15.269 jiwa, 8.526 orang hilang dan juga terjadi kebocoran serius pada reaktor nuklir pembangkit tenaga listrik di Fukushima sehingga menyebabkan kekhawatiran radiasi yang ditimbulkan.

Banyaknya korban jiwa pada peristiwa tersebut karena tinggi gelombang  tsunami melebihi prediksi para ahli bangunan di Jepang seperti diketahui di Jepang sejak lama sudah dibangun gedung penyelamatan bencana tsunami. Saat itu masyarakat sudah berkumpul di gedung penyelamatan yang telah disediakan namun gelombang tsunami ternyata melebihi gedung yang dibuat sehingga menelan banyak korban jiwa.

Gelombang tsunami melewati tembok-tembok yang terbentang sepanjang pesisir pantai dan menghanyutkan banyak gedung serta industri otomotif colaps dan menyebabkan kerugian keuangan yang paling besar di Jepang.

Demikian artikel tentang Peristiwa Tsunami 30 Tahun Terakhir. Terimakasih telah berkunjung apabila artikel ini dianggap bermanfaat silahkan di share.

Sumber Utama

Walter C.Dunley and Min Lee “Tsunami” Second Edition, University of Hawai Press























Comments

Popular posts from this blog

Desa Blang, Kampung Semangka

Sepuluh Gunung Api Meletus Paling Dasyat Di Indonesia

Hantu Aceh Berdasarkan Tempat