Pacaran Kok Kaya Gini?
Ini Sabtu malam,
seperti biasa aku chek beranda fb sekedar check update status teman.
Beberapa update tentang pacar, beberapa lagi tentang capres yang sedang
heboh-hebohnya berkampanye dan beberapa lagi anak alay dengan status yang alaynya
tentang cinta-cintaan, kangen-kangenan, cayang-cayangan, pokoknya
tentang entah apalah yang sejenisnya.
Pemandangan itu sedikit mengganggu layar beranda karena merasa nggak suka banget dengan alay aku mecoba acuh. Kulewatkan saja yang begitu-begituan karena aku pun nggak ngerti apa yang ditulis. "Ah. Apa ini status nggak berbobot". Ujarku
Pemandangan itu sedikit mengganggu layar beranda karena merasa nggak suka banget dengan alay aku mecoba acuh. Kulewatkan saja yang begitu-begituan karena aku pun nggak ngerti apa yang ditulis. "Ah. Apa ini status nggak berbobot". Ujarku
Aku scroll roda Mouse
atas bawah kiri-kanan (tidak bisa kiri-kanan ternyata). Jumpalah status seorang
teman tentang “perang doa antara jomblo dan yang pacaran di malam minggu”. Sekilas. “Waah benar juga ini status”, fikirku.
Soalnya beberapa teman di bbm juga mendoakan malam minggu itu agar hujan. Pertama aku nggak ngeh apa maksudnya. Rupanya doa para jomblo yang tertindas keadaan. Aku rasa mereka sudah cukup tersiksa dengan kejombloannya. Tidak tau kenapa mereka sampai berdoa begitu.
Kalau dilihat dari satu sisi. Bagus juga kalau hujan karena beberapa hari belakangan ini cuacanya panas bukan main. Apalagi aku gak betah dengan yang namanya kipas angin.
Soalnya beberapa teman di bbm juga mendoakan malam minggu itu agar hujan. Pertama aku nggak ngeh apa maksudnya. Rupanya doa para jomblo yang tertindas keadaan. Aku rasa mereka sudah cukup tersiksa dengan kejombloannya. Tidak tau kenapa mereka sampai berdoa begitu.
Kalau dilihat dari satu sisi. Bagus juga kalau hujan karena beberapa hari belakangan ini cuacanya panas bukan main. Apalagi aku gak betah dengan yang namanya kipas angin.
Baiklah kembali ke
semula. Sebenarnya aku malas membahas apalagi menulis tentang orang pacaran
ataupun orang jomblo. “Masa bodo itu bukan urusanku. Mau dia pacaran. Mau dia
kawin. Mau dia bawa lari anak orang “semoga saja nggak”. Itu tidak
menggangguku” sekilas fikirku.
“Oh tidak itu menggangu ketentraman warga dan itu tidak boleh. Bawa lari anak orang benar-benar tidak boleh”.
“Oh tidak itu menggangu ketentraman warga dan itu tidak boleh. Bawa lari anak orang benar-benar tidak boleh”.
Bosan berselancar di
internet ku sms teman-teman. Kebiasaan ku memang kalau sendiri dan bosan di
rumah. Nngajak beberapa teman untuk ngopi itu hal yang menyenangkan. Entah kenapa. Malam ini
tidak ada teman yang bisa datang. "Ah, mungkin mereka lagi ngedate dengan pacar atau mungkin saja ada satu
dan lain hal. Mereka mohon diwakilkan titip tandatangan saja". Sudah sekayak
dikelas kuliah saja.
Hanya bisa pasrah
anak muda. Alternatif lain mengajak sepupu, kebetulan dia tinggal daerah kota
jadi dia bisa menunggu di kafe langganan kami.
Sebenarnya aku malas mengajak kawan yang satu ini. Tanya kenapa?
Pertama, ocehannya banyak sekali, gak sanggup ku jawab "iya". Kalau sudah dia sudah mulai bicara itu cocoknya mesin penjawab "iya" khusus sediakan satu didekatnya.
Kedua, nggak sepemikiran dengan ku karena dia terlalu mengagumi Naruto, tokoh kartun yang aku sendiri nggak pernah nonton. Sedangkan aku suka dengan film super hero seperti Sepi-dermen dan Huluk yang besar hijau itu. Jadi nggak nyambung dengan kawan satu ini. Kadang kami saling mengadu argumen hanya gara-gara film kartun. Kami juga sering berantem.
Oke, dia setuju dan tunggu di TKP seperti biasa.
Sebenarnya aku malas mengajak kawan yang satu ini. Tanya kenapa?
Pertama, ocehannya banyak sekali, gak sanggup ku jawab "iya". Kalau sudah dia sudah mulai bicara itu cocoknya mesin penjawab "iya" khusus sediakan satu didekatnya.
Kedua, nggak sepemikiran dengan ku karena dia terlalu mengagumi Naruto, tokoh kartun yang aku sendiri nggak pernah nonton. Sedangkan aku suka dengan film super hero seperti Sepi-dermen dan Huluk yang besar hijau itu. Jadi nggak nyambung dengan kawan satu ini. Kadang kami saling mengadu argumen hanya gara-gara film kartun. Kami juga sering berantem.
Oke, dia setuju dan tunggu di TKP seperti biasa.
Aku bersiap-siap. Ku
ambilkan hp dan kunci motor. Cek sana kemari gak ada yang tinggal. Yupss akhiirnyaa.. Aku
siap berangkat.
Sesampai di jalanan. "Kok nggak seperti biasanya ya., kok gak sepi. Malam ini gak sepi seperti biasanya ya?”.
Ku lihat beberapa motor melaju pelan berlawanan arah dengan ku yang lainnya berjejeran beriringan dengan ku. "Ada apa ini..? ada Tahlilankah.? atau ada pawai..?" gumam ku dalam hati.
Aku ikuti irama juga bawa motor pelan. Sesekali aku menyelip motor yang di depanku. “Oh, rupanya pasangan semua. Mungkin abang dan adiknya yang baru pulang dari tempat familli”. Positif thinking saja.
Memang jalanan menuju kawasan rumah ku termasuk sepi dan gelap. Tidak ada lampu penerangan jalan layaknya di kota. Kalau malam biasanya aku tidak berani pulang terlalu larut malam, takut ketemu yang putih-putih. Kalau begal mah gak berani lewat ini jalan, anggker tenan. "kurasa begitu"
Sesampai di jalanan. "Kok nggak seperti biasanya ya., kok gak sepi. Malam ini gak sepi seperti biasanya ya?”.
Ku lihat beberapa motor melaju pelan berlawanan arah dengan ku yang lainnya berjejeran beriringan dengan ku. "Ada apa ini..? ada Tahlilankah.? atau ada pawai..?" gumam ku dalam hati.
Aku ikuti irama juga bawa motor pelan. Sesekali aku menyelip motor yang di depanku. “Oh, rupanya pasangan semua. Mungkin abang dan adiknya yang baru pulang dari tempat familli”. Positif thinking saja.
Memang jalanan menuju kawasan rumah ku termasuk sepi dan gelap. Tidak ada lampu penerangan jalan layaknya di kota. Kalau malam biasanya aku tidak berani pulang terlalu larut malam, takut ketemu yang putih-putih. Kalau begal mah gak berani lewat ini jalan, anggker tenan. "kurasa begitu"
Awalnya tidak ada
yang aneh-aneh, semua berjalan seperti biasa. Beberapa saat kemudian sebuah motor
menyalip kedepanku “wuiishh”. “Oppotalah” gumamku terkejut.
Aku pelan merekapun ikut pelan. Sekali aku senter dengan lampu tembak. "Pling..." Yang terlihat seorang perempuan yang diboncengnya dengan baju biru pinggiran lengan menjuntai melambai diterpa angin dengan rambutnya terhayak. Jilbabnya hanya nyangkut di leher. Wanita itu nampak seperti sedang sakit kelemahan. Badannya rebah bersandar ke si pengendara. Karena wanita itu berbadan bongsor membuat pengendara motornya tidak terlihat oleh ku dari belakang.
Aku tak acuh dan tetap berjalan pelan. Sekali lagi. Mereka juga pelan.
Aku pelan merekapun ikut pelan. Sekali aku senter dengan lampu tembak. "Pling..." Yang terlihat seorang perempuan yang diboncengnya dengan baju biru pinggiran lengan menjuntai melambai diterpa angin dengan rambutnya terhayak. Jilbabnya hanya nyangkut di leher. Wanita itu nampak seperti sedang sakit kelemahan. Badannya rebah bersandar ke si pengendara. Karena wanita itu berbadan bongsor membuat pengendara motornya tidak terlihat oleh ku dari belakang.
Aku tak acuh dan tetap berjalan pelan. Sekali lagi. Mereka juga pelan.
Penasaran. Sekali lagi aku
senter lampu tembak. “Pliing”. Whaaat?.
Apa-apaan tu? Apa yang sedang ku lihat?
Semacam nggak percaya. Rupanya mereka saling menyilang di atas motor sambil mengendara layaknya film Holiwood saja dengan mengadu kepala. Entah itu adegan ciuman, cipoan atau apalah. Aku tidak tau. Pokoknya membuat sangat mengganggu fikiran ku malam ini.
“Ahh. Suami istri ini kok mesraan dijalan ya? kenapa gak dirumah saja” ujarku positif thinking.
Apa-apaan tu? Apa yang sedang ku lihat?
Semacam nggak percaya. Rupanya mereka saling menyilang di atas motor sambil mengendara layaknya film Holiwood saja dengan mengadu kepala. Entah itu adegan ciuman, cipoan atau apalah. Aku tidak tau. Pokoknya membuat sangat mengganggu fikiran ku malam ini.
“Ahh. Suami istri ini kok mesraan dijalan ya? kenapa gak dirumah saja” ujarku positif thinking.
"Kemalangan apa
yang menimpa ku malam ini. Belum apa-apa sudah film free movie di depan mata"
Aku tancap gas dan mulai berlalu. Ternyata iring-iringan orang pacaran sangat banyak dijalan lurus yang satu ini. Mulai dari gaya peluk-peluan, boncengan biasa saja, sampai boncengan
maut. Adapula yang bergaya layaknya di film India “Rab bane bana di jodi”. Cewek yang membonceng cowok di belakangnya.
Ada-ada saja bermacam corak dan gaya. Mungkin karena di perkotaan sana sudah terlalu sesak membuat mereka tersisih oleh keramaian. Makanya mereka memilih jalur gelap-gelapan di jalan ini.
Ada-ada saja bermacam corak dan gaya. Mungkin karena di perkotaan sana sudah terlalu sesak membuat mereka tersisih oleh keramaian. Makanya mereka memilih jalur gelap-gelapan di jalan ini.
Sekarang aku baru
sadar karena itulah maksud status teman di fb perang doa antara jomblo dan yang
pacaran di malam Minggu. Mungkin banyak yang kesal melihat kondisi ini apalagi
bagi jomblo jika melihat seperti gtuan dijalan “Sakitnya itu disini”.
Namun bagi yang
pacaran malam mingguan adalah hari berfoya-foya. Katanya temu kangen dengan pacar dan
ini sudah menjadi fenomena atau menjadi suatu tradisi. Namun dibalik itu negeri
ini adalah negeri syariat yang punya aturan yang harus ditaati.
Banda Aceh, 14 Juni 2014
MN Akmal
Comments