Wisata Aceh Lhok Mata Ie. Pantai Indah yang Terselubung

Tanggal 6 Juni 2010. Adalah masa dimana aku sedang menyiapkan skripsi dan betul-betul sedang dalam keadaan pikiran yang buntu. Karena saat itu ketua jurusan kampus menyarankan untuk menggantikan judul dan model penelitian ku. Karena topik yang aku teliti rupanya hampir sama dengan penelitian orang lain.

Sedangkan aku sudah menyelesaikan proposal ku sudah sampai ke Bab Tiga. Sehingga mau tidak mau aku terpaksa harus mengusulkan judul proposal yang baru. Ini membutuhkan waktu lumayan lama karena harus ada referensi seperti jurnal terkait penelitian sebelumnya dan buku-buku.

Bayangkan aku disarankan untuk memakai model yang sama sekali belum aku pahami. Namun itu semua masa lalu yang menjadikan suatu pembelajaran yang sangat berarti dengan pergantian judul dan model penelitian tersebut. Aku mendapatkan yang sama sekali ilmu baru. Alhamdulillah sekali.
Masa-masa mengerjakan skripsi adalah masa-masa yang sangat-sangat membosankan bagi ku. Aku rasa teman-teman pernah merasakan hal yang sama juga. Untuk menghilangkan rasa bosan dan stress. Aku berfikir harus berlibur atau tamasya untuk refreshing (kalau ingat kata tamasya langsung ingat guru SD dulu karena kalau tugas mengarang pasti topiknya Tamasya, hehehe).

Aku ajak teman-teman dekat kampus untuk duduk di warung kopi sekedar sharing dan curhatan. Berawal dari sekedar pancing untuk melihat tanggapan mereka tentang holiday. Aku iseng bicara tentang tempat-tempat wisata indah yang masih alami yang belum terjamah oleh tangan jahil manusia yang ada di sekitaran daerah Banda Aceh dan Aceh Besar.

Padahal aku punya tujuan tersendiri agar mereka tertarik untuk pergi kesana. Selaku orang paling tau tentang tempat-tempat indah dan masih alami Riza mulai meng-list-kan satu-persatu tempat yang paling tepat untuk dikunjungi. Pertama dia menjelaskan tentang Kuta Malaka yang terletak di daerah penggunungan Samahani. Yang dikenal dengan air terjun bertingkat dan masih tergolong alami.

Kemudian dia menjelaskan Lhok Me yang ada di Aceh Besar arah jalan pelabuhan Malahayati Krueng Raya dekat dengan Bukit Soeharto. Riza menjelaskan Lhok Me ini cocoknya untuk memancing dan lumayan mudah jalan aksesnya karena dekat dengan jalan raya.

Kemudian dia menjelaskan Lhok Mata Ie yang ada di seberang pantai desa Ujong Pancu. Katanya di sana masih alami dan pantainya sangat indah. Cocok untuk memancing dan camping dan juga bisa mandi laut. Mandi laut? Itu kesukaan ku hehehe.

Kenapa aku sebut pantai Lhok Mata Ie sebagai tempat terselubung? Itu karena letaknya yang tersembunyi di balik perbukitan yang konon katanya dulu di Lhok Mata Ie tersebut pernah berdirinya sebuah kerajaan Aceh. Dimana wilyah Aceh dikatakan sebagai Aceh Lhee Sagoe (Aceh Segi Tiga). Yang artinya adalah tiga kerajaan dan ketiga wilayah kerajaan tersebut ada di wilayah kerajaan Indra Puri, Indra Patra dan Indra Purwa. Yang berada di daerah Peukan Bada sampai Ujong Pancu atau Lhok Mata Ie lebih tepatnya.

Jika garis wilayah ketiga kerajaan tersebut disatukan seperti peta maka akan berbentuk segi tiga. Makanya disebut Aceh Lhee Sagoe. Itu adalah konon katanya. Boleh dan silahkan dicarikan literatur untuk kebenaran hal tersebut bagi yang berminat.

Baiklah sodara-sodara. Mari kita kembali ke topik utama. Kunjungan adventurenya. Dari ketiga tempat yang dijelaskan. Yang paling menarik dan menantang bagiku adalah Lhok Mata Ie. Aku mencoba bertanya kapan kami akan kesana dengan seketika rupanya mereka juga sangat tertarik. "Besok bagaimana?" Kata Riza.

Wah. Ternyata Riza kalau urusan petualangan nomor satu hobinya dengan kompaknya kami bertiga sudah bulat tekad untuk pergi pagi-pagi besoknya pada saat itu.

Untuk mencapai ke Lhok Mata Ie harus menempuh perjalanan setapak selama satu jam lebih. Oleh sebab itu, perlu tenaga ekstra karena jalanannya harus naik dan turun gunung. Jika tidak mempersiapkan fisik yang fit maka harus siap-siap nyerah di tengah perjalanan.

Mau tidak mau harus membatalkan perjalanan. Ini yang kami takutkan maka dari itu. Malam itu kami pulang untuk segera tidur secepatnya untuk charger energi  agar besoknya mendapatkan stamina yang fit.

Keesokan harinya saat berangkat. Berhubung di Lhok Mata Ie tidak ada penduduk dan tidak ada pula penjual makanan. Terlebih dahulu kami persiapkan bekal dan perlengkapan baik itu makanan, air mineral maupun peralatan lain. Semisal pisau dan parang. Kami tidak menyarankan menggunakan parang untuk menebang pohon. Melainkan hanya untuk pemotong kayu bakar bila diperlukan dan kepentingan lain yang tidak merusak alam.

Setelah semua perlengkapan siap dan lengkap kami bertiga berangkat. Sesampai di Ujong Pancu kendaraan kami titip di tempat pemeliharaan ayam potong salah seorang masyarakat desa Ujong pancu, karena disinilah biasanya orang menitipkan kendaraannya jika hendak pergi ke Lhok Mata Ie.

Melalui jalan bersemak belukar. Setapak demi setapak kami melangkah menuju perbukitan. Langit mulai ditutupi awan hitam, hawa dingin mulai terasa. Pertanda hujan akan segera turun.

Kami sudah bertekad bulat untuk sampai ke tujuan. Jadi tidak ada kata mundur diantara kami bertiga. Di tengah perjalanan. Benar saja. Hujan turun dengan lebatnya. Diiringi dengan kilat dan gemuruh petir yang menggelegar memcahkan derai hujan.

Di tengah-tengah hutan kami berteduh dibawah pohon besar. Aku sarankan agar Riza dan Ikram segera menonaktifkan hape yang sudah dibungkus dalam plastik. Karena pancaran sinyal hape kemungkinan dapat mengirim gelombang magnetik. Takutnya dapat berbahaya jika ada petir kemungkinan untuk disambar.

Setelah menunggu beberapa saat. Hujan juga tak kunjung reda. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan kami menjumpai padang rumput Ilalang yang indah layaknya padang Sirenggeti yang di Aprika sana. Di tempat ini juga menarik untuk lokasi poto-poto. Kami telah melakukannya.

Tiga puluh menit kami melanjutkan perjalanan hujan pun sudah mulai berangsur reda. Dari kajauhan mulai terdengar desiran ombak namun pantainya belum terlihat. Pelan tapi pasti dari balik rindang daun pepohonan terlihat warna kebiru-biruan laut mulai nampak. Subhanallah!

Indah sekali rupanya pantainya. Di sudut tebing ada semacam teluk dengan pantai kecil berpasir putih kemerahan dan air berwarna hijau yang tidak berombak besar. Di teluk kecil inilah dijadikan tempat pemandian.

Pantai yang dikelilingi oleh bebatuan karang dan pepohonan terlihat begitu indah. Jika hendak mendirikan tenda camping, diantara pohon-pohon adalah tempat yang paling tepat.

Kalau memang ada yang hendak berkunjung ke tempat indah yang tersembunyi tersebut. Kami sarankan supaya menjaga lingkunagan. Jangan sekali-kali mengunkan alat-alat yang dapat merusak lingkungan. Semisal sampah sebaiknya jangan dibuang sembarangan. Lebih baik dibakar saja atau bagaimana baiknya. Lingkungan Lhok mata ie sama-sama kita jaga. Juga jangan lupa membawa perlengkapan yang cukup kerena tidak ada penjual makanan di Lhok Mata Ie. Oyabsatu lagi. Jangan lupa membawa kamera untuk dokumentasinya. Kalau tidak bawa kamera bagaimana? beeuuh! Dijamin akan sangat menyesal sodara-sodara.


Sekian dulu sharing penglaman kali ini semoga bermanfaat. Saya haturkan terimakasih sudah berkunjung ke blog ini.

Simak foto dokumentasi kami di bawah ini:

Pantai Lhok Mata Ie tahun 2010


Walaupun badai dan hujan menghadang. Tidak menyurutkan niat kami untuk sampai ke Lhok Mata Ie


Setelah menempuh perjalanan yang begitu menantang. Akhirnya terbayar sudah, terlihat dari ekspresi Riza Umary (note: jangan lihat orang yang dibelakangnya ya. Aku pakai helm bukan karena takut ditilang pak polisi tetapi untuk keselamatan saat memancing, hehe.) 


Ikram saking senangnya tidak mau untuk di foto, hehe peace bro, hehe


Sebelum memancing. Makan biskuit dulu supaya kuat untuk narik ikan ke darat


Dingin sekali. Biar Riza dulu yang mancing ikan (sijuek that ban lheueh ujeuen keu'ot peu-peu yang na, hahaha)

Ikram gaya cool gitu. Karena baru saja hujan makanya jadi gaya cool meunan, hehehe


Riza Umary bergaya juga. Gagah meunan, gayanya tidak naik kita koh...hehehe


The last Is Me. Walaupun kedinginan tetap berusaha untuk senyum. Padahai meukhot-khot teuh sijuek hehe, demi terlihat mameh meunan, hahahaha




Comments

Unknown said…
Waka waka... Cerita lama yang menarik. Thanks sudah diabadikan lewat blog
akmal said…
thanks gan sudah berkunjung,,,hehehe sarannya sangat bermanfaat...
Anonymous said…
hahaha... sponsornya biskuat.

main sini juga ya ? www.ezapedia.wordpress.com
ditunggu komentarnya
akmal said…
hehe.., secara tidak sengaja, tertulis produk orang,,,hehe

Popular posts from this blog

Desa Blang, Kampung Semangka

Sepuluh Gunung Api Meletus Paling Dasyat Di Indonesia

Hantu Aceh Berdasarkan Tempat