Pentingnya Kearifan Lokal Berkaitan Dengan Kebencanaan
Pentingnya
pengetahuan asli dan lokal atau sering disebut dengan kearifan lokal terkait
dengan kebencanaan baik itu berkaitan dengan adapatasi perubahan iklim maupun mengenai
bencana hidro-meteorologis. Perlu adanya dukungan dari semua pihak untuk
meletarikannya demi peningkatan nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan
lokal suatu daerah. Sebelum kita membahas lebih jauh terlebih dahulu kita pahami apa itu kearifan lokal. Kearifan lokal merupakan suatu kebiasaan atau hal yang lazim dilakukan yang bersifat positif sehingga menjadi adat kebiasaan yang dilakukan oleh suatu kelompok yang mendiami suatu wilayah tertentu.
Ilustrasi
Sudah
barang tentu berbeda daerah berbeda pula kearifan lokalnya. Kearifan lokal yang
ditanam sejak ratusan lalu oleh pendahulu kepada generasi penerusnya tentang
kejadian alam yang berpotensi menimbulkan kerusakan dan korban jiwa serta
langkah-langkah yang harus diambil dalam tindakan evakuasi bencana terbukti
menyelamankan ratusan orang yang mendiami pulau Simeulu saat terjadi gempa dan
tsunami pada tahun 2004 silam.
Dengan
adanya budaya dan penyampaian informasi melalui hikayat dan dongeng yang
melegenda tentang kisah nyata kejadian tsunami yang pernah menghantam Simeulu
pada tahun 1907. Setiap individu yang mengalami atau sebagain anggota keluarganya
yang menjadi korban akan terus berpesan kepada setiap anaknya kemudian secara terus
menerus disampaikan kepada generasi selanjutnya sampai kepada generasi sekarang.
Sehingga pengetahuan tentang Smong
atau tsunami sudah tertanam dalam masing-masing individu penduduk wilayah
Simeulu.
Ilustrasi
Saat
terjadi gempa bumi 2004 masyarakat Simeulu
dengan pengetahuan yang menjadi kearifan lokal segera melakukan evakuasi
menjauh wilayah pinggiran laut menuju ketempat yang lebih tinggi untuk
menghindar terjadinya Smong. Sehingga
walaupun Simeulu adalah pulau bagian kecil dari mainland atau pulau induknya Sumatra dengan pusat gempa saat itu
sangat dekat dengan pulau Simeulu itu sendiri namun hanya menelan korban jiwa 6
orang saja.
Bayangkan
jika dibandingkan dengan jumlah korban jiwa di daerah mainland atau pulau utama Sumatra khususnya Aceh yang berjumlah
lebih dari 200.000 orang. Akibat terputusnya rantai pengetahuan dan juga mungkin
bisa dikatakan lupa dengan sejarah tsunami yang pernah terjadi di wilayah Aceh
dulunya. Hal karena tidak adanya peninggalan yang disebut dengan suatu
pengetahuan berlandaskan kearifan lokal yang ditinggalkan oleh pendahulu yang
berdomilisi di wilayah mainland tentang
kebencanaan atau tsunami itu sendiri.
Kearifan
lokal berkaitan dengan kebencanaan merupakan hal yang sangat perlu ditumbuh-kembangkan
demi keselamatan generasi-generasi masyarakat selanjutnya yang mendiami seuatu
daerah yang berpotensi terulangnya terjadi bencana serupa. Karena bencana itu
sendiri tidak dapat diprediksi kapan bencana itu terjadi.
Ilustrasi
Belum
ada suatu ilmuan pun sampai sekarang dapat memprediksikan terjadinya gempa ataupun
bencana itu akan terjadi. Mungkin ada beberapa alat yang dirancang hanya untuk
memprediksi namun itu belumlah cukup untuk memastikan terjadinya bencana secara
pasti misalnya gempa bumi.
Membuat
suatu kejadian menjadi kearifan lokal tidak mudah dilakukan tanpa ada kesadaran
setiap individu untuk bertindak nyata dalam menyampaikannya kepada sesiapa yang
mereka anggap penting atau rentan terhadap bencana. Baik itu keluarga maupun
kerabat sehingga dengan sendirinya akan tertanam sampai kepada generasi
selanjutnya secara terus menerus seperti yang dilakukan oleh masyarakat Simeulu
dengan kearifan lokalnya Smong. Selain
individu perlu juga adanya peran aktif baik itu organisasi pemerintah maupun
non pemerintah dalam menyebar-luaskan informasi mengenai pengembangan kearifan
lokal tersebut.
Comments